Aplikasi Aritmatik
1. Pendahuluan[kembali]
Perkembangan teknologi digital telah membuka banyak peluang inovasi dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam bidang otomasi rumah tangga. Seiring meningkatnya kebutuhan akan sistem yang efisien, higienis, dan praktis dalam mengelola fasilitas rumah, implementasi sistem digital pada kamar mandi menjadi salah satu solusi yang relevan dan modern. Aplikasi yang diberi nama "Kamar Mandi Otomatis" ini merupakan sistem berbasis logika aritmatika digital yang dirancang untuk mengatur berbagai fungsi kamar mandi secara otomatis menggunakan kombinasi sensor dan rangkaian logika.
Dalam sistem ini, pengguna dapat mengakses atau mengontrol fungsi-fungsi utama kamar mandi — seperti pengisian air otomatis, pencahayaan otomatis, hingga sistem pembuangan — melalui rangkaian digital yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip dasar sistem aritmatika biner. Sistem ini mengintegrasikan logika penjumlahan, pengenalan input dari sensor gerak atau kelembapan, serta proses otomatisasi berdasarkan kondisi tertentu yang terdeteksi.
Tujuan utama dari pengembangan aplikasi ini adalah untuk memberikan kenyamanan maksimal bagi pengguna, menjaga kebersihan secara otomatis, serta meningkatkan efisiensi penggunaan air dan listrik. Dalam perancangannya, sistem ini menggabungkan logika gerbang digital, kontrol berbasis sensor, serta kalkulasi aritmatika digital untuk menentukan waktu pengoperasian, aktivasi perangkat otomatis, dan pengambilan keputusan berdasarkan sinyal input.
Melalui proyek Kamar Mandi Otomatis ini, diharapkan tercipta contoh nyata penerapan teori sistem digital yang menyatukan prinsip-prinsip aritmatika digital, logika gerbang, dan sistem kontrol otomatis dalam satu aplikasi praktis untuk mendukung pengembangan rumah pintar (smart home system).
2. Tujuan[kembali]
- Untuk menyelesaikan tugas sistem digital yang diberikan oleh Bapak Dr. Darwison, M.T.
- Mengetahui komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian aplikasi aritmatik yaitu kamar mandi otomatis.
- Mengetahui bentuk rangkaian dan mensimulasikan pengaplikasian rangkaian kamar mandi otomatis pada software proteus.
3. Alat dan Bahan[kembali]
- Alat
1. Battery
FEATURES>> Automatic Input Current Limit for universal USB/AC/DCadapter compatibility*>>Optional automatic power source detection per latestUSB charging specification 1.2>> USB or AC input with automatic input selection andprogrammable input current limiting (USB2.0 compliant)>> Up to 750mA charging output from 500mA USB port or1500mA from AC adapter using proprietary“TurboChargeTM Mode”>> +4.35 to +6.0V input voltage range>> +18V input tolerance (non-operating)>> High-accuracy float voltage regulation: 1.0%>>Digital programming of major parameters via I2Cinterface*
- Bahan
1. Sensor Infrared
Spesifikasi:
- Input Voltage: DC 4.5-20V
- Static current: 50uA
- Output signal: 0,3V (Output high when motion detected)
- Sentry Angle: 110 degree
- Sentry Distance: max 6/7 m
- Shunt for setting overide trigger: H - Yes, L - No
3. Sensor Touch
Spesifikasi Touch Sensor
⤿Sentuhan kapasitif TTP223 on-board pada IC induksi ikatan tunggal ⤿Indikator level dewan; ⤿Tegangan kerja: 2,0 V hingga 5,5 V; ⤿Ukuran papan PCB: 29mm x 16mm.
4. Sensor Rain
Pin Configuration 1. VCC: 5V DC 2. GND: ground 3. Vout Spesifikasi Rain Sensor- Operating voltage ranges from 3.3 to 5V
- The operating current is 15 mA
- The sensing pad size is 5cm x 4 cm with a nickel plate on one face.
- Comparator chip is LM393
- Output types are AO (Analog o/p voltage) & DO (Digital switching voltage)
- The length & width of PCB module 3.2cm x 1.4cm
- Sensitivity is modifiable through Trimpot
- Red/Green LED lights indicators for Power & Output
5. Resistor
- Alat
- Bahan
Spesifikasi:
- Input Voltage: DC 4.5-20V
- Static current: 50uA
- Output signal: 0,3V (Output high when motion detected)
- Sentry Angle: 110 degree
- Sentry Distance: max 6/7 m
- Shunt for setting overide trigger: H - Yes, L - No
- Operating voltage ranges from 3.3 to 5V
- The operating current is 15 mA
- The sensing pad size is 5cm x 4 cm with a nickel plate on one face.
- Comparator chip is LM393
- Output types are AO (Analog o/p voltage) & DO (Digital switching voltage)
- The length & width of PCB module 3.2cm x 1.4cm
- Sensitivity is modifiable through Trimpot
- Red/Green LED lights indicators for Power & Output
Features
- Carbon Film Resistor
- 4-band Resistor
- Resistor value varies based on selected parameter
- Power rating varies based on selected parameter
.jpeg)
6. Transistor NPN BC547
FEATURES • Low current (max. 100 mA) • Low voltage (max. 65 V).DESCRIPTION >>NPN transistor in a TO-92; >>SOT54 plastic package. >>PNP complements: BC556 and BC557.
7. Relay
8. Dioda (1N4007)
9. Kabel
General Reference Standards - DIN VDE 0295, IEC 60228, BS 6360
- DIN EN 50290‐2‐22, DIN VDE 0207‐363‐4‐1
- IEC 60227‐5, EN 50525‐2‐51, VDE 0281‐13
- DIN VDE 0482‐332‐1‐2, DIN EN 60332‐1‐2, IEC 60332‐1‐2
- RoHS, REACH & CE Directives
10. OPAMP
Spesifikasi :- Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
- Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
- Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
- Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
- Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
- Karakteristik tidak berubah dengan suhu
11. Buzzer
- Carbon Film Resistor
- 4-band Resistor
- Resistor value varies based on selected parameter
- Power rating varies based on selected parameter
.jpeg)
- DIN VDE 0295, IEC 60228, BS 6360
- DIN EN 50290‐2‐22, DIN VDE 0207‐363‐4‐1
- IEC 60227‐5, EN 50525‐2‐51, VDE 0281‐13
- DIN VDE 0482‐332‐1‐2, DIN EN 60332‐1‐2, IEC 60332‐1‐2
- RoHS, REACH & CE Directives
- Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
- Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
- Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
- Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
- Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
- Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Buzzer Features and Specifications
- Rated Voltage: 6V DC
- Operating Voltage: 4-8V DC
- Rated current: <30mA
- Sound Type: Continuous Beep
- Resonant Frequency: ~2300 Hz
- Small and neat sealed package
- Breadboard and Perf board friendly
12. LED
13. Motor
14. Switch
• Constant ON resistance for signals ±10V and 100 kHz connection diagram • tOFF < tON. break before make action • Open switch isolation at 1.0 MHz -50 dB • < 1.0 nA leakage in OFF state • TTL. DTL. RTL direct drive compatibility • Single disable pin turns all sWitches in package OFF
15. Gerbang Logika AND (IC 4081 )
Konfigurasi pin : - Pin 7 adalah suplai negatif
- Pin 14 adalah suplai positif
- Pin 1 & 2, 5 & 6, 8 & 9, 12 & 13 adalah input gerbang
- Pin 3, 4, 10, 11 adalah keluaran gerbang
Spesifikasi : - Catu daya : 3 V - 15 V - Fungsi : Quad 2-Input AND Gate - Propagation delay : 55 ns - Level tegangan I/O : CMOS - Kemasan : DIP 14-pin
16. Seven Segment
18. IC 74LS139 (Demux)
19. Gerbang XOR
20. Gerbang NOT
- Rated Voltage: 6V DC
- Operating Voltage: 4-8V DC
- Rated current: <30mA
- Sound Type: Continuous Beep
- Resonant Frequency: ~2300 Hz
- Small and neat sealed package
- Breadboard and Perf board friendly
- Pin 7 adalah suplai negatif
- Pin 14 adalah suplai positif
- Pin 1 & 2, 5 & 6, 8 & 9, 12 & 13 adalah input gerbang
- Pin 3, 4, 10, 11 adalah keluaran gerbang
4. Dasar Teori[kembali]
1. Battery
Baterai
atau elemen kering adalah salah satu alat listrik yang berfungsi
sebagai penyimpan energi listrik dan mengeluarkan tegangan dalam bentuk
listrik (sebagai sumber tegangan). Simbol baterai pada suatu rangkaian
listrik dengan tegangan DC atau rangkaian elektronika :
Pada umumnya baterai terdiri dari tiga komponen yang penting yaitu :
1. Batang karbon (C) sebagai anode (kutub positif baterai).
2. Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
3. Amonium dioksida (NH4CI) sebagai larutan elektrolit (penghantar)
Terdapat dua jenis baterai yaitu :
1. Baterai Primer Baterai
adalah baterai yang hanya dapat digunakan sekali, menggunakan reaksi
kimia yang tidak dapat dibalik (irreversible reaction). pada umumnya
dijual adalah baterai yang bertegangan listrik 1,5 volt.2. Baterai SekunderBaterai
sekunder atau biasanya disebut rechargeable battery adalah baterai yang
dapat di isi ulang menggunakan reaksi kimia yang bersifat dapat dibalik
(reversible reaction) biasanya digunakan pada telepon genggam.Adapun salah satu persamaan menghitung tegangan adalah :
P = V x IKeterangan :P = Daya (W)V = Tegangan yang terukur (V)I = Arus yang terukur (I) 2. Sensor Infrared
Infrared
(IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang
dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra
merah atau detektor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam
satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector
Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di
dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier).Sensor
infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada
bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau
inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang
dikirimkan oleh pemancar.
Prinsip Kerja Sensor Infrared
Ketika
pemancar IR memancarkan radiasi, ia mencapai objek dan beberapa radiasi
memantulkan kembali ke penerima IR. Berdasarkan intensitas penerimaan
oleh penerima IR, output dari sensor ditentukan.
Prinsip
kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah
ketika cahaya infra merah diterima oleh fototransistor maka basis
fototransistor akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus
listrik sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau
fototransistor akan aktif (low) secara sesaat seperti gambar 3:
Grafik Respon Sensor Infrared
Grafik
menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk
sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor
yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah
keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin
pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan
dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR
Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin
jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari
IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR
Transmitter.3. Sensor PIR
Sensor PIR atau disebut juga dengan Passive Infra Red merupakan
sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra
merah dari suatu object. Sesuai dengan namanya sensor PIR bersifat
pasif, yang berarti sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah
melainkan hanya dapat menerima radiasi sinar infra merah dari luar. Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :
- Fresnel Lens -->Lensa
Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai
lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling
luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka
membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk
untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama.
- IR Filter -->IR
Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar
infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang
yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10
mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor
PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.
- Pyroelectric Sensor -->Seperti
tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius,
yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan.
Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik.
- Amplifier -->Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material pyroelectric.
- Komparator-->Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh komparator sehingga mengahasilkan output.

Blok Diagram sensor PIR
Sensor
PIR memiliki jangkauan jarak yang bervariasi, tergantung karakteristik
sensor. Proses penginderaan sensor PIR dapat digambarkan sebagai
berikut: 
Jangkauan Sensor PIR
Pada
umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5 meter,
dan sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detector.
Touch
Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat
mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai
sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh
ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai
Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi,
sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan telah menggeser peranan
sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.Berdasarkan
fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu
Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive
Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif
bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.
1. Battery
1. Batang karbon (C) sebagai anode (kutub positif baterai).
2. Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
3. Amonium dioksida (NH4CI) sebagai larutan elektrolit (penghantar)
Terdapat dua jenis baterai yaitu :
2. Sensor Infrared
3. Sensor PIR
Sensor PIR atau disebut juga dengan Passive Infra Red merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sesuai dengan namanya sensor PIR bersifat pasif, yang berarti sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah melainkan hanya dapat menerima radiasi sinar infra merah dari luar. Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :
- Fresnel Lens -->Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama.
- IR Filter -->IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.
- Pyroelectric Sensor -->Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik.
- Amplifier -->Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material pyroelectric.
- Komparator-->Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh komparator sehingga mengahasilkan output.
![]() |
Blok Diagram sensor PIR |
![]() |
Jangkauan Sensor PIR |
1) Sensor KapasitifSensor
sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat
ini, hal ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan
mudah digunakan serta harga yang relatif lebih murah dari sensor
resistif. Ponsel-ponsel pintar saat ini telah banyak yang menggunakan
teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat. Berbeda
dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk
merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan
sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan
layar sentuhnya. Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan
konduktif (biasanya Indium Tin Oxide atau
disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa
disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang
memiliki sifat konduktif.Pada
saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada
layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk
membaca pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa
sentuhan kita tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini
apabila kita menggunakan bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara
jari tangan dan layar sentuh tersebut.2) Sensor ResistifTidak
seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak
tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat
logam. Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan
pada permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi,
sensor sentuh resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif
seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.Sensor
sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh
jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas
dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film.
Film-film umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan
konduktor listrik yang baik dan juga transparan (bening).Cara
kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas
mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film
lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga
menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut
dan memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.
5. Sensor Rain
Sensor hujan adalah
jenis sensor yang berfungsi untuk mendeteksi terjadinya hujan atau
tidak, yang dapat difungsikan dalam segala macam aplikasi dalam
kehidupan sehari – hari. Prinsip kerja dari
sensor ini yaitu pada saat ada air hujan turun dan mengenai panel
sensor maka akan terjadi proses elektrolisasi oleh air hujan. Dan karena
air hujan termasuk dalam golongan cairan elektrolit yang dimana cairan
tersebut akan menghantarkan arus listrik.Pada sensor hujan ini terdapat ic komparator yang
dimana output dari sensor ini dapat berupa logika high dan low (on atau
off). Serta pada modul sensor ini terdapat output yang berupa tegangan pula. Sensor hujan juga mampu mengatur kecepatan wiper saat menyeka air hujan di kaca mobil, mulai dari posisi low, intermittent, hingga high speed. Pengaturan tersebut tergantung dari curah hujan yang menerpa kaca mobil.Komponen Sensor Hujan
- Sensor hujan bermaterial dari FR-04 dengan dimensi 5 centimeter (cm) x 4 cm berlapis nikel.
- Lapisan modul pada sensor mempunyai sigar oksidasi sehingga tahan terhadap korosi.
- IC komputer.
- Terdapat potensiometer yang berfungsi mengatur sensifitas sensor.
- Dua output digital dan analog.
6. Resistor
Jenis Resistor yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor dengan nilai tetap terdiri
dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat isolator kemudian
dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor ini dapat
menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.Cara menghitung nilai resistor:Tabel warna
7. Transistor NPN
Transistor adalah alat semikonduktor yang
dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus
(switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT)
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Komponen Sensor Hujan
- Sensor hujan bermaterial dari FR-04 dengan dimensi 5 centimeter (cm) x 4 cm berlapis nikel.
- Lapisan modul pada sensor mempunyai sigar oksidasi sehingga tahan terhadap korosi.
- IC komputer.
- Terdapat potensiometer yang berfungsi mengatur sensifitas sensor.
- Dua output digital dan analog.
7. Transistor NPN
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada
umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E)
dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor
dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada
arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output
Kolektor.
Transistor
merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil
(stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
8. Relay
Relay adalah Saklar (Switch)
yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak
Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
- Electromagnet (Coil)
- Armature
- Switch Contact Point (Saklar)
- Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
- Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan
gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah
kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut.
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka
relay dapat digolongkan menjadi :
- Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Double Pole Single Throw (DPST) :
Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang
terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk
Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1
Coil.
- Double Pole Double Throw (DPDT) :
Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6
Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1
(single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
9. Buzzer
Kata buzzer sebetulnya berasal dari Bahasa Inggris, artinya bel, lonceng, atau alarm. Sedangkan pengertian buzzer secara
harfiah adalah alat yang digunakan untuk atau dimanfaatkan untuk
menyampaikan dan menyebarluaskan pengumuman. Jadi pada bagian ini buzzer
digunakan sebagai output yaitu sebagai penanda atau sebagai bel
peringatan.
10. Logic state
Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah
entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan
biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan
menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal
output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya. Input dan Output pada Gerbang Logika hanya memiliki 2 level. Kedua Level tersebut pada umumnya dapat dilambangkan dengan :
- HIGH (tinggi) dan LOW (rendah)
- TRUE (benar) dan FALSE (salah)
- ON (Hidup) dan OFF (Mati)
- 1 dan 0
7 jenis gerbang logika :
- Gerbang AND :
Apabila semua / salah satu input merupakan bilangan biner (berlogika)
0, maka output akan menjadi 0. Sedangkan jika semua input adalah
bilangan biner (berlogika) 1, maka output akan berlogika 1.
- Gerbang OR : Apabila
semua / salah satu input merupakan bilangan biner (berlogika) 1, maka
output akan menjadi 1. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner
(berlogika) 0, maka output akan berlogika 0.
- Gerbang NOT : Fungsi Gerbang NOT adalah sebagai Inverter (pembalik). Nilai output akan berlawanan dengan inputnya.
- Gerbang
NAND : Apabila semua / salah satu input bilangan biner (berlogika) 0,
maka outputnya akan berlogika 1. Sedangkan jika semua input adalah
bilangan biner (berlogika) 1, maka output akan berlogika 0.
- Gerbang
NOR : Apabila semua / salah satu input bilangan biner (berlogika) 1,
maka outputnya akan berlogika 0. Sedangkan jika semua input adalah
bilangan biner (berlogika) 0, maka output akan berlogika 1.
- Gerbang
XOR : Apabila input berbeda (contoh : input A=1, input B=0) maka output
akan berlogika 1. Sedangakan jika input adalah sama, maka output akan
berlogika 0.
- Gerbang
XNOR : Apabila input berbeda (contoh : input A=1, input B=0) maka
output akan berlogika 0. Sedangakan jika input adalah sama, maka output
akan berlogika 1.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
8. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
- Electromagnet (Coil)
- Armature
- Switch Contact Point (Saklar)
- Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
- Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :
- Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
- Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Kata buzzer sebetulnya berasal dari Bahasa Inggris, artinya bel, lonceng, atau alarm. Sedangkan pengertian buzzer secara harfiah adalah alat yang digunakan untuk atau dimanfaatkan untuk menyampaikan dan menyebarluaskan pengumuman. Jadi pada bagian ini buzzer digunakan sebagai output yaitu sebagai penanda atau sebagai bel peringatan.
10. Logic state
Input dan Output pada Gerbang Logika hanya memiliki 2 level. Kedua Level tersebut pada umumnya dapat dilambangkan dengan :
- HIGH (tinggi) dan LOW (rendah)
- TRUE (benar) dan FALSE (salah)
- ON (Hidup) dan OFF (Mati)
- 1 dan 0
7 jenis gerbang logika :
- Gerbang AND : Apabila semua / salah satu input merupakan bilangan biner (berlogika) 0, maka output akan menjadi 0. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner (berlogika) 1, maka output akan berlogika 1.
- Gerbang OR : Apabila semua / salah satu input merupakan bilangan biner (berlogika) 1, maka output akan menjadi 1. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner (berlogika) 0, maka output akan berlogika 0.
- Gerbang NOT : Fungsi Gerbang NOT adalah sebagai Inverter (pembalik). Nilai output akan berlawanan dengan inputnya.
- Gerbang NAND : Apabila semua / salah satu input bilangan biner (berlogika) 0, maka outputnya akan berlogika 1. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner (berlogika) 1, maka output akan berlogika 0.
- Gerbang NOR : Apabila semua / salah satu input bilangan biner (berlogika) 1, maka outputnya akan berlogika 0. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner (berlogika) 0, maka output akan berlogika 1.
- Gerbang XOR : Apabila input berbeda (contoh : input A=1, input B=0) maka output akan berlogika 1. Sedangakan jika input adalah sama, maka output akan berlogika 0.
- Gerbang XNOR : Apabila input berbeda (contoh : input A=1, input B=0) maka output akan berlogika 0. Sedangakan jika input adalah sama, maka output akan berlogika 1.
Bentuk dan Simbol Motor DC
15. Gerbang logika AND ( IC 4081 )
Gerbang
AND akan berlogika 1 apabila semua inputnya berlogika 1, namun bila
salah satu atau semua keluarannya berlogika 0 maka keluarannya berlogika
0.Perhatikan Tabel kebenaran dibawah untuk menjelaskan gerbang AND


Gambar : Macam - macam gerbang logika
dan tabel kebenarannya
16. 7 Segment Anoda
Seven
segment merupakan bagian-bagian yang digunakan untuk menampilkan angka
atau bilangan decimal. Seven segment tersebut terbagi menjadi 7 batang
LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang
disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light
Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan angka-angka desimal
serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau tidaknya LED
penyususnan dalam seven segment.
Supaya
memudahkan penggunaannnya biasanya memakai sebuah sebuah seven segment
driver yang akan mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven
segment sesuai dengan inputan biner yang diberikan. Bentuk tampilan
modern disusun sebagai metode 7 bagian atau dot matriks. Jenis tersebut
sama dengan namanya, menggunakan sistem tujuh batang led yang dilapis
membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf
yang dilihatkan dalam gambar itu ditetapkan untuk menandai bagian-bagian
tersebut.
Dengan
menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan dapat diperagakan
digit-digit dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F
(dimodifikasi). Sinyal input dari switches tidak dapat langsung
dikirimkan ke peraga 7 bagian, sehingga harus menggunakan decoder BCD
(Binary Code Decimal) ke 7 segmen sebagai antar muka. Decoder tersebut
terbentuk dari pintu-pintu akal yang masukannya berbetuk digit BCD dan
keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7 segmen.

Tabel Pengaktifan Seven Segment
17. Decoder (IC 74247)
IC
BCD 74247 merupakan IC yang bertujuan mengubah data BCD (Binary Coded
Decimal) menjadi suatu data keluaran untuk seven segment. IC 74247 yang
bekerja pada tegangan 5V ini khusus untuk menyalakan seven segment
dengan konfigurasi common anode. Sedangkan untuk menyalakan tampilan
seven segment yang bekerja pada konfigurasi common cathode menggunakan
IC BCD 7448. IC ini sangat
membantu untuk meringkas masukan seven segmen dengan jumlah 7 pin,
sedangkan jika menggunakan BCD cukup dengan 4 bit masukan. IC BCD bisa
juga disebut dengan driver seven segment. Berikut konfigurasi Pin IC
74247.
Konfigurasi Pin Decoder:
- Pin
Input IC BCD, memiliki fungsi sebagai masukan IC BCD yang terdiri dari 4
Pin, nama pin masukan BCD dilangkan dengan huruf kapital yaitu A, B, C
dan D. Pin input berkeja dengan logika High=1.
- Pin
Ouput IC BCD, memiliki fungsi untuk mengaktifkan seven segmen sesuai
data yang diolah dari pin input. Pin output berjumlah 7 pin yang namanya
dilambangkan dengan aljabar huruf kecil yaitu, b, c, d, e, f dan g. Pin
Output bekerja dengan logika low=0. Karena itulah IC 7447 digunakan
untuk seven segment common anode.
- Pin
LT (Lamp Test) memiliki fungsi untuk mengaktifkan semua output menjadi
aktif low, sehingga semua led pada seven segmen menyala dan menampilkan
angka 8. Pin LT akan aktif jika diberi logika low. Pin ini juga
digunakan untuk mengetes kondisi LED pada seven segment.
- Pin
RBI (Ripple Blanking Input) memiliki fungsi untuk menahan data input
(disable input), pin RBI akan aktif jika diberi logika low. Sehingga
seluruh pin output akan berlogika High, dan seven segment tidak aktif.
- Pin
RBO (Ripple blanking Output) memiliki fungsi untuk menahan data output
(disable output), pin RBO ini akan aktif jika diberikan logika Low.
Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan seven segment tidak
aktif.
Pada
aplikasi IC dekoder 74247, ketiga pin (LT, RBI dan RBO) harus diberi
logika HIGH=1 agar tidak aktif. Baik IC 74247 atau 7448 pada bagian
output perlu dipasang resistor untuk membatasi arus yang keluar sehingga
led pada seven segment bekerja secara optimal. Berikut ini rangkaian IC
dekoder 7448 untuk konfigurasi seven segment common cathode.
18. IC 74LS139 (Demux)
Demultiplekser
adalah suatu piranti untuk memilih satu keluaran dari beberapa keluaran
yang tersedia. Demultiplekser identik dengan saklar putar (rotary) satu
kutub banyak posisi. IC 74LS139 merupakan salah satu jenis Demux yang
terdiri dari 6 input dan 8 output. IC ini dirancang untuk kecepatan
tinggi seperti memory demux dan sistem transmisi data.
IC 74LS139 mempunyai kaki yang terdiri dari :Kaki 1,2,3 : merupakan kaki input select A,B,CKaki 4,5,6 : merupakan kaki input enable G1,G2,G3 atau G1,dan G2note1Kaki 8 : merupakan groundKaki 7,8,9,10,11,12, 13,14,15 : merupakan outputKaki 16 : merupakan VCC.

Konfigurasi PIN 74LS139
19. Gerbang XOR
X-OR merupakan gerbang OR yang bersifat exlusif, di mana keluarannya akan nol jika masukannya bernilai sama, dan jika salah satu masukannya berbeda maka keluarannya akan bernilai 1..png)
Tabel 1.6 Tabel Kebenaran Logika X-OR
20. Gerbang NOT
Gerbang
NOT merupakan gerbang di maan keluarannya akan selalu berlawanan dengan
masukannya. Bila pada masukan diberikan tegangan, maka transistor akan
jenuh dan keluaran bertegangan nol. Sedangkan bila pada masukannya
diberi tegangan tertentu, maka transistor akan cut off, sehingga
keluaran akan bertegangan tidak nol.Gambar (a) Rangkaian dasar gerbang NOT (b) Simbol Gerbang NOT

Tabel 1.3 Tabel Kebenaran Logika NOT
21. Power SupplyPower
Supply adalah salah satu hardware di dalam perangkat komputer yang
berperan untuk memberikan suplai daya. Biasanya komponen power supplay
ini bisa ditemukan pada chasing komputer dan berbentuk persegi.
Pada
dasarnya Power Supply membutuhkan sumber listrik yang kemudian diubah
menjadi energi yang menggerakkan perangkat elektronik. Sistem kerjanya
cukup sederhana yakni dengan mengubah daya 120V ke dalam bentuk aliran
dengan daya yang sesuai kebutuhan komponen-komponen tersebut. Sesuai
dengan pengertian power supply pada komputer, maka fungsi utamanya
adalah untuk mengubah arus AC menjadi arus DC yang kemudian diubah
menjadi daya atau energi yang dibutuhkan komponen-komponen pada komputer
seperti motherboard, CD Room, Hardisk, dan komponen lainnya.
22. DiodaDioda
adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua kutub dan berfungsi
menyearahkan arus. Komponen ini terdiri dari penggabungan dua
semikonduktor yang masing-masing diberi doping (penambahan material)
yang berbeda, dan tambahan material konduktor untuk mengalirkan
listrik.Dioda memiliki simbol sebagai berikut :Cara Kerja DiodaSecara
sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan dalam tiga kondisi, yaitu
kondisi tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan positif (forward
biased), dan tegangan negatif (reverse biased).A. Kondisi tanpa teganganB. Kondisi tegangan positif (Forward-bias)C. Kondisi tegangan negatif (Reverse-bias)
15. Gerbang logika AND ( IC 4081 )


![]() |
Gambar : Macam - macam gerbang logika dan tabel kebenarannya |
Seven segment merupakan bagian-bagian yang digunakan untuk menampilkan angka atau bilangan decimal. Seven segment tersebut terbagi menjadi 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan angka-angka desimal serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam seven segment.
Supaya memudahkan penggunaannnya biasanya memakai sebuah sebuah seven segment driver yang akan mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan biner yang diberikan. Bentuk tampilan modern disusun sebagai metode 7 bagian atau dot matriks. Jenis tersebut sama dengan namanya, menggunakan sistem tujuh batang led yang dilapis membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf yang dilihatkan dalam gambar itu ditetapkan untuk menandai bagian-bagian tersebut.
Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi). Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7 bagian, sehingga harus menggunakan decoder BCD (Binary Code Decimal) ke 7 segmen sebagai antar muka. Decoder tersebut terbentuk dari pintu-pintu akal yang masukannya berbetuk digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7 segmen.
Tabel Pengaktifan Seven Segment |
IC BCD 74247 merupakan IC yang bertujuan mengubah data BCD (Binary Coded Decimal) menjadi suatu data keluaran untuk seven segment. IC 74247 yang bekerja pada tegangan 5V ini khusus untuk menyalakan seven segment dengan konfigurasi common anode. Sedangkan untuk menyalakan tampilan seven segment yang bekerja pada konfigurasi common cathode menggunakan IC BCD 7448. IC ini sangat membantu untuk meringkas masukan seven segmen dengan jumlah 7 pin, sedangkan jika menggunakan BCD cukup dengan 4 bit masukan. IC BCD bisa juga disebut dengan driver seven segment. Berikut konfigurasi Pin IC 74247.
Konfigurasi Pin Decoder:
- Pin Input IC BCD, memiliki fungsi sebagai masukan IC BCD yang terdiri dari 4 Pin, nama pin masukan BCD dilangkan dengan huruf kapital yaitu A, B, C dan D. Pin input berkeja dengan logika High=1.
- Pin Ouput IC BCD, memiliki fungsi untuk mengaktifkan seven segmen sesuai data yang diolah dari pin input. Pin output berjumlah 7 pin yang namanya dilambangkan dengan aljabar huruf kecil yaitu, b, c, d, e, f dan g. Pin Output bekerja dengan logika low=0. Karena itulah IC 7447 digunakan untuk seven segment common anode.
- Pin LT (Lamp Test) memiliki fungsi untuk mengaktifkan semua output menjadi aktif low, sehingga semua led pada seven segmen menyala dan menampilkan angka 8. Pin LT akan aktif jika diberi logika low. Pin ini juga digunakan untuk mengetes kondisi LED pada seven segment.
- Pin RBI (Ripple Blanking Input) memiliki fungsi untuk menahan data input (disable input), pin RBI akan aktif jika diberi logika low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan seven segment tidak aktif.
- Pin RBO (Ripple blanking Output) memiliki fungsi untuk menahan data output (disable output), pin RBO ini akan aktif jika diberikan logika Low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan seven segment tidak aktif.
Konfigurasi PIN 74LS139 |
![]() |
Tabel 1.6 Tabel Kebenaran Logika X-OR |

Tabel 1.3 Tabel Kebenaran Logika NOT |
Power Supply adalah salah satu hardware di dalam perangkat komputer yang berperan untuk memberikan suplai daya. Biasanya komponen power supplay ini bisa ditemukan pada chasing komputer dan berbentuk persegi.
Pada dasarnya Power Supply membutuhkan sumber listrik yang kemudian diubah menjadi energi yang menggerakkan perangkat elektronik. Sistem kerjanya cukup sederhana yakni dengan mengubah daya 120V ke dalam bentuk aliran dengan daya yang sesuai kebutuhan komponen-komponen tersebut. Sesuai dengan pengertian power supply pada komputer, maka fungsi utamanya adalah untuk mengubah arus AC menjadi arus DC yang kemudian diubah menjadi daya atau energi yang dibutuhkan komponen-komponen pada komputer seperti motherboard, CD Room, Hardisk, dan komponen lainnya.
5. Percobaan[kembali]
a) Prosedur[kembali]
Prosedur Percobaan
- Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan di library proteus, seperti sensor infrared, sensor pir, touch sensor, sensor rain, gerbang AND, gerbang NOT, gerbang XOR, buzzer, logic state, demux. decoder, seven segment, resistor, transistor, opamp, dan lain-lain.
- Susunlah alat dan bahan tersebut seperti gambar di bawah ini
- Resistor yang digunakan ada diberi hambatan 10k dan 220.
- Baterai yang digunakan diberi tegangan yaitu 12V.
- Power yang digunakan diberi tegangan yaitu 5V dan 7V.
- Buzzer yang digunakan diberi tegangan 12V
- Relay yang digunakan diberi tegangan 5V.
- Setelah semua komponen terangkai, maka cobalah untuk menjalankannya.
- Jalankan sensor infrared , Pir, touch, dan rain dengan menekan logicstate yaitu mengubah dari angka nol menjadi satu.
- Jika rangkaian benar, maka sensor infrared, sensor pir , sensor touch dan sensor rain akan bekerja sehingga led menyala, buzzer berbunyi dan motor pun bergerak.
- Jika logicstatenya tidak dijalankan atau berlogika 0 maka motor tidak akan bergerak, led tidak menyala, dan buzzer tidak berbunyi.
- Jika sensor touch diaktifkan, maka pada seven segment akan muncul angka 1.
- Jika sensor infrared diaktifkan, maka seven segment akan menghasilkan angka 2.
- Jika sensor touch dan sensor infrared diaktifan, maka akan memberikan angka 3 pada seven segmentnya.
b) Rangkaian simulasi [kembali]
Prinsip Kerja
c) Video Simulasi [kembali]
6. Download File[kembali]
- Download Simulasi Rangkaian klik disini
- Download Gambar Rangkaian klik disini
- Download Video Simulasi klik disini
- Download Library Sensor Infaredklik disini
- Download Library Sensor PIR klik disini
- Download Library Sensor Rainklik disini
- Download Datasheet Sensor Infared klik disini
- Download Datasheet Sensor PIR klik disini
- Download Datasheet Sensor Touch klik disini
- Download Datasheet Sensor Rain klik disini
- Download Datasheet Resistor klik disini
- Download Datasheet Transistor NPN klik disini
- Download Datasheet OPAMP klik disini
- Download Datasheet LED klik disini
- Download Datasheet Motor DC klik disini
- Download Datasheet Buzzer klik disini
- Download Datasheet 7 Segment klik disini
- Download Datasheet IC Decoder 74247 klik disini
- Download Datasheet IC Demux 74LS139 klik disini
- Download Datasheet Relay klik disini
- Download Datasheet Baterai klik disini
- Download Datasheet Dioda klik disini
- Download Datasheet Gerbang AND klik disini
- Download Datasheet Switch klik disini
- Download Simulasi Rangkaian klik disini
- Download Gambar Rangkaian klik disini
- Download Video Simulasi klik disini
- Download Library Sensor Infaredklik disini
- Download Library Sensor PIR klik disini
- Download Library Sensor Rainklik disini
- Download Datasheet Sensor Infared klik disini
- Download Datasheet Sensor PIR klik disini
- Download Datasheet Sensor Touch klik disini
- Download Datasheet Sensor Rain klik disini
- Download Datasheet Resistor klik disini
- Download Datasheet Transistor NPN klik disini
- Download Datasheet OPAMP klik disini
- Download Datasheet LED klik disini
- Download Datasheet Motor DC klik disini
- Download Datasheet Buzzer klik disini
- Download Datasheet 7 Segment klik disini
- Download Datasheet IC Decoder 74247 klik disini
- Download Datasheet IC Demux 74LS139 klik disini
- Download Datasheet Relay klik disini
- Download Datasheet Baterai klik disini
- Download Datasheet Dioda klik disini
- Download Datasheet Gerbang AND klik disini
- Download Datasheet Switch klik disini
Komentar
Posting Komentar